Merci Piwung : "Miris" Jenazah TKI Asal Ende Dipulangkan Tanpa Pendampingan Pemerintah

Kupang, iNewsAlor.id – Keprihatinan mendalam disampaikan anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur, Merci Piwung, atas pemulangan jenazah Jefridus Mario, seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Tiweria, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, yang meninggal dunia di Malaysia.
Jenazah almarhum telah tiba di Kupang dan kini disemayamkan di rumah singgah Susteran PI di Penfui, Kota Kupang. Rencananya, jenazah akan diberangkatkan ke kampung halamannya di Kabupaten Ende melalui Feri Larantuka pada siang hari ini, Minggu (06/04/2025). Namun, proses pemulangan ini dilakukan tanpa pendampingan dan bantuan dari pemerintah.
"Ini situasi darurat kemanusiaan. Pemerintah seharusnya hadir dan bertanggung jawab. Apalagi almarhum ini berangkat ke Malaysia secara legal," ujar Merci Piwung.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, biaya pemulangan jenazah dari Malaysia hingga Kupang ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan tempat almarhum bekerja di Malaysia. Namun, tidak ada bantuan lebih lanjut dari pemerintah untuk pengantaran jenazah ke Ende. Bahkan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Wilayah NTT pun tidak memiliki anggaran untuk pengiriman jenazah ke daerah asal, ujar Mersi.
Yang lebih memilukan, Yohanes Singga, adik kandung almarhum yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang terpaksa mengurus sendiri proses pemulangan jenazah. Ia hanya dibantu oleh rekan-rekan mahasiswa yang secara sukarela menggalang dana untuk membiayai perjalanan terakhir sang kakak.
"Almarhum merupakan tulang punggung keluarga. Kini adiknya harus menanggung beban ini sendirian, padahal ia masih berstatus mahasiswa. Keadaan ini sungguh menyentuh hati," tambah Mersi.
Sebagai bentuk empati dan kepedulian, Mersi Piwung bersama beberapa anggota DPRD NTT lainnya secara sukarela memberikan bantuan pribadi untuk meringankan biaya pemulangan jenazah ke Ende.
Merci berharap pemerintah daerah maupun pusat tidak tutup mata terhadap kasus-kasus seperti ini. “Negara tidak boleh absen dalam urusan kemanusiaan. Terlebih bagi para pekerja migran yang telah memberikan kontribusi besar bagi perekonomian,” tegasnya.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi semua pihak agar memperkuat perlindungan dan perhatian terhadap para pekerja migran Indonesia, tidak hanya selama mereka bekerja di luar negeri, tetapi juga ketika mereka menghadapi musibah, tutup Merci.
Editor : Danny Manu