get app
inews
Aa Text
Read Next : Daftar Kepala Daerah Jagoan Perindo yang Sukses di Pilkada NTT 2024

Ratusan Anak Panah Disita di Tanah HGU Sikka Ketegangan Masyarakat Adat vs Perusahaan Memanas

Rabu, 19 Maret 2025 | 09:29 WIB
header img
Ratusan anak panah saat disita ( foto: ist)

Talibura, Sikka,iNewsAlor.id – Suasana di Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT, mendadak tegang pada Selasa, 18 Maret 2025,  Ratusan warga berkumpul, bersiaga menghadapi pemagaran tanah eks Hak Guna Usaha (HGU) oleh PT Krisrama Maumere. Namun, sebelum konfrontasi terjadi, polisi bergerak cepat.

Ratusan anak panah ditemukan di lokasi dan langsung diamankan oleh personel Polres Sikka. Kapolres Sikka, AKBP Mohammad Mukhson, menegaskan bahwa langkah ini diambil demi menjaga kondisi dan menghindari potensi konflik.

“Saya sita anak panah ini karena tidak ada prinsip dalam berkebun, kecuali untuk berburu atau menyerang. Kami bertugas menjaganya tanpa memihak,” ujar Kapolres tegas.

Pasca penyertaan, suasana tetap panas. Warga adat yang mengklaim tanah tersebut sebagai milik leluhur mereka tetap berjaga di lokasi. Bahkan, mereka sempat memblokade jalan Trans Flores Maumere-Larantuka. Aksi itu cepat ditanggapi oleh Satlantas Polres Sikka, yang membuka kembali akses jalan bagi pengguna jalan.

Di tengah ketegangan, pemandangan unik terjadi. Anak-anak berseragam SD dan SMP tampak membawa pamflet bertuliskan "Stop pengecekan orang suruhan PT KrisRama." Hal ini menunjukkan bahwa perlawanan masyarakat tidak hanya melibatkan orang dewasa, tetapi juga generasi muda yang sudah memahami perjuangan tanah adat mereka.

PT KrisRama sendiri memegang sertifikat sah atas 325 hektar tanah eks HGU yang diberikan negara. Namun masyarakat adat mempunyai cerita yang berbeda-beda. Bagi mereka, tanah ini bukan sekedar lahan kosong, melainkan warisan nenek moyang yang harus dilestarikan.

Pertemuan antara Kapolres, masyarakat adat, Pemerintah Kecamatan Talibura, dan pihak perusahaan diharapkan dapat meredakan ketegangan. Namun, apakah penyertaan anak panah cukup untuk mencegah konflik yang lebih besar? Ataukah ini justru menjadi pakar perlawanan yang lebih kuat?

Seiring berjalannya waktu, pertanyaan ini akan terjawab. Yang jelas, pertarungan hak atas tanah di Sikka belum berakhir.

Editor : Danny Manu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut