Misi Bebas Rabies di NTT Didanai Lembaga Luar Negeri: Vaksinasi Massal Capai 60 Ribu HPR

Kupang, iNewsAlor.id – Kampanye sweeping vaksinasi rabies di Pulau Timor resmi ditutup pada Selasa (29/4/2025) di Kota Kupang. Program ini berhasil memvaksin lebih dari 60.000 hewan penular rabies (HPR), terutama anjing dan kucing, sebagai langkah penting menuju pengendalian rabies di Nusa Tenggara Timur.
Penutupan dihadiri Wakil Wali Kota Kupang Serena Cosgrova Francis, perwakilan International Rabies Taskforce (IRT) USA Andrew J. Beron, Ketua PDHI NTT Drh. Yohanes TRMR Simarmata, Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT Ir. Yohanes Oktovianus, serta pejabat dari seluruh kabupaten/kota di daratan Timor.
Respon atas Wabah Rabies yang Telah Tewaskan Puluhan Korban.
Rabies pertama kali terdeteksi di Kabupaten TTS pada Mei 2023 dan telah menyebabkan sedikitnya 50 kematian. Penyakit mematikan ini kini telah menyebar ke berbagai wilayah di NTT dan hingga ke Timor Leste, memicu respons cepat dan kolaboratif dari pemerintah serta lembaga internasional.
“Capaian 60 ribu vaksinasi ini adalah kerja besar yang menunjukkan komitmen semua pihak, termasuk mitra internasional yang menyediakan pelatihan, teknologi pelaporan, dan dukungan logistik,” kata Drh. Simarmata.
Kolaborasi Global: Dari Pelatihan hingga Dukungan Dana
Kampanye vaksinasi massal ini digerakkan bersama oleh Dinas Peternakan NTT, PDHI Cabang NTT, serta organisasi global seperti IRT, Mission Rabies, dan Worldwide Veterinary Service (WVS). Sejak 2024, mereka menyuplai pelatihan vaksinator, aplikasi pelaporan kasus, serta bantuan operasional senilai lebih dari Rp1,3 miliar untuk enam kabupaten/kota.
Wakil Wali Kota Kupang Serena Cosgrova Francis menyampaikan apresiasi atas dipilihnya Kota Kupang sebagai lokasi penutupan, sekaligus menekankan pentingnya pengawasan di titik masuk utama ke NTT.
“Kupang adalah pintu masuk manusia dan hewan. Instruksi Gubernur NTT Nomor 5 Tahun 2023 tentang pembatasan lalu lintas HPR menjadi instrumen penting yang harus terus ditegakkan,” tegasnya.
Pentingnya Edukasi Masyarakat
Selain vaksinasi, program ini juga menyasar peningkatan kesadaran masyarakat melalui penyuluhan, pembagian leaflet, serta kampanye edukasi langsung di sekolah-sekolah.
Andrew J. Beron dari IRT menegaskan bahwa edukasi menjadi komponen krusial dalam strategi eliminasi rabies. “Petugas lapangan menunjukkan dedikasi luar biasa. Namun, untuk masa depan yang bebas rabies, kesadaran masyarakat adalah fondasi utamanya,” ujarnya.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Yohanes Oktovianus menekankan perlunya pendekatan saintifik dan adaptif dalam pengendalian rabies, termasuk strategi biologis dan ekologis berbasis data.
Program sweeping vaksinasi ini menjadi contoh keberhasilan sinergi antara pemerintah daerah, komunitas profesi, dan mitra global dalam menangani penyakit zoonosis. Target membentuk kekebalan komunitas (herd immunity) 70% dari populasi HPR kini semakin dekat.
“Ini bukan akhir, melainkan awal dari komitmen berkelanjutan untuk bebas rabies di Timor,” tutup Yohanes.
Editor : Danny Manu