Dari Sales Jadi Pengusaha Jahit Sukses, Alfridus Bria Raup Omset Puluhan Juta per Bulan

Kupang,iNewsAlor.id – Kisah pria bernama Alfridus Bria ini, bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda yang ingin meniti jalan sebagai entrepreneur. Berawal dari pekerjaan sebagai sales di sebuah perusahaan di Kota Kupang, ia kini dikenal sebagai pengusaha jahit sukses dengan omset mencapai Rp80–90 juta per bulan.

Lulusan Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Nusa Cendana (Undana) ini memilih banting setir, meninggalkan dunia sales dan pertanian demi membangun usahanya sendiri di bidang fashion dan jasa jahit, sebuah keputusan yang penuh risiko namun berbuah manis.

Pada 23 Maret 2012, Alfridus mendirikan usaha jahit bernama Anugerah Modiste Konveksi (Amo Konveksi), dimulai dari rumah dengan peralatan sederhana: hanya dua unit mesin jahit konvensional dan satu mesin obras. Saat itu, ia hanya dibantu oleh istrinya, mendiang Adelina Bikefi, yang juga menjadi tenaga kerja pertama di usahanya.

"Waktu itu masih sangat sederhana, semuanya dikerjakan berdua dengan istri. Tapi karena permintaan terus naik, kami mulai menambah tenaga kerja," kenang Alfridus.

Tumbuh dari Bawah, Kini Miliki 10 Karyawan dan Pasar Nasional

Seiring berkembangnya usaha, Alfridus menambah tiga karyawan. Kini, jumlah tenaga kerja mencapai 10 orang, termasuk operator mesin bordir khusus yang melayani pemesanan berskala besar.

Salah satu karyawan, Serliana Obe, telah bekerja selama lebih dari tujuh tahun. Ia menjadi saksi bagaimana usaha kecil ini tumbuh hingga mampu melayani pesanan dari berbagai penjuru Indonesia, bahkan dari luar negeri.

“Kami kirim ke Kalimantan, Papua, Surabaya, dan bahkan ke Timor Leste,” ujar Alfridus.

Anugerah Modiste Konvensi menerima berbagai jenis jahitan, baik pesanan kecil hingga partai besar, termasuk seragam instansi, pakaian pesta, kebaya, hingga bordir kustom.

Dari 900 KVa ke 3.500 KVa, PLN Bantu Majukan Produksi

Untuk menunjang produksi yang terus meningkat, Alfridus harus meningkatkan kapasitas daya listrik. Dari semula 900 KVa kini menjadi 3.500 KVa.

“Saya sangat puas dengan layanan PLN. Proses peningkatan daya listrik cepat dan sangat membantu operasional usaha kami,” ungkapnya.

Dengan daya lebih besar, berbagai mesin produksi seperti bordir otomatis, mesin obras industri, dan pres kain dapat beroperasi maksimal setiap hari.

Tak Bisa Menjahit, Belajar Otodidak hingga Jadi Pemilik Usaha

Menariknya, Alfridus sendiri tidak berasal dari latar belakang menjahit. Semua keterampilannya ia peroleh dari belajar otodidak dan pengalaman langsung di lapangan.

“Awalnya saya tidak bisa menjahit. Tapi karena kebutuhan dan keinginan untuk mandiri, saya belajar sendiri, dan perlahan-lahan menguasai proses produksi,” katanya.

Kini, bukan hanya menjahit, ia juga mengelola keuangan, pemasaran, dan pengembangan usaha secara mandiri.

Kesejahteraan Karyawan Prioritas, Gaji Di Atas UMP

Tak hanya fokus pada keuntungan, Alfridus juga memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Seluruh karyawan dibayar dengan upah di atas Upah Minimum Provinsi (UMP) NTT, sesuatu yang jarang ditemui di sektor UMKM.

“Bagi saya, kalau usaha ini berhasil, maka keberhasilan itu harus dibagi dengan orang-orang yang berkontribusi di dalamnya,” ungkapnya.
Kebijakan ini membuat loyalitas karyawan tinggi dan produktivitas usaha terus terjaga.

Impian Buka Cabang di Seluruh Daratan Timor

Melihat pertumbuhan usaha yang stabil, Alfridus mulai menyusun rencana ekspansi. Ia bermimpi membuka cabang di berbagai daerah di daratan Timor, termasuk Kota Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Belu, dan Malaka.

“Saya ingin memperluas jangkauan agar lebih banyak orang bisa merasakan manfaat usaha ini, dan saya juga bisa membuka lapangan pekerjaan lebih luas,” tutupnya.

Anugerah Modiste Konveksi: Jahitan Lokal, Kualitas Nasional

Dengan dedikasi, kerja keras, dan manajemen yang baik, Alfridus Bria telah mengubah sebuah usaha rumahan menjadi konveksi yang melayani pelanggan dari seluruh Indonesia dan mancanegara.

Kisahnya menjadi bukti bahwa dengan keberanian memulai, komitmen, dan inovasi, siapa pun bisa sukses – bahkan tanpa latar belakang di bidang yang ditekuni.

Editor : Danny Manu