MAUMERE, iNews.Alor.id - Aksi demo Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Sikka diwarnai kericuhan, mahasiswa sempat menghadang sebuah mobil berplat merah milik salah satu anggota DPRD Sikka Kamis (09/03/2023) saat melintas di jalan.
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam gerakan mahasiswa GMNI Sikka, terus berorasi sambil longmarch menuju kantor bupati Sikka.
Sambil membawa poster, meteka melakukan aksi sebagqi protes kepada pemerintah Kabupaten Sikka yang diduga telah melenyatkan empat keluarga transmigran asal flores di Kabupqten Mamasa Sulawesi Barat.
Sejumlah aktifis GMNI ini saat di kantor bupati Sikka, mereka ingin langsung bertemu dengan Bupati dan berdialog terkait nasib 4 keluarga yang diduga menjadi korban penelataran di Sulbar.
Yohanes Maron yang adalah ketua GMNI ini sempat menyayangkan aksi mereka untuk berdialog dengan Bupati tidak terpenuhi.
"kami datang dan berdialog langsung dengan bupati. kenapa bupati keluar daerah. setiap kali ada aksi oleh mahasiswa bupati selalu keluar daerah, ada apa?”katanya
Yohanes juga mengatakan aksi mereka kali, mereka juga langsung membawa 2 keluarga yang sudah pulang kembali ke Sikka, dan pasca mereka pulang ini kehidupan mereka sangat memprihaginkan, alasannya nereka telah menjual semia harta sebelum berangkat transmigtasi ke Mamasa.
"kedatangan gmni cabang sikka ini didamping dua keluarga yang diduga diterlantarkan pemda sikka yang saat ini kedua keluarga tersebut tidak memiliki tempat tinggal" pungkasnya
Mereka juga meminta kepada pemerintah agar ke 2 keluarga, salah satunya keluarga Anselmus Goleng ini, untuk dicarikan solusi, terkait status dan keberlangsungan kehidupan mereka saat kembali ke Sikka
Sebelumnya 4 keluarga dari yransmigran lain ini audah berKTP sebgai warga Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat (SULBAR) sehingga nereka tidak lagi menjadi warga Kabupaten Sikka, sehingga mereka meminta mereka untuk dicarikan solusi, setelah pemerintah juga memfasitasi mereka kembali.
Namun desakan mahasiswa untuk menemui Bupati tidak terpenuhi, kericuhanpun terjadi, mahasiswa sempat melakukan aksi dorong dengan Pol PP maupun pihak kepolisian yang menjaga jalannya aksi GMNI ini, dengan berusaha masuk ke dalam kangor bupati.
Karena keinginan untuk bisa beryemu Bupati, merekapun alhirnya yerus bertahan di Kantor Bupqti hingga membubarkan diri.
Editor : Danny Manu