Kopdit Swasti Sari, Raih Penghargaan Nasional: Lambert Ara Tukan: ini Soal Komitmen Kolektif

Denpasar, iNewsAlor.id– Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh KSP Kopdit Swasti Sari. Koperasi kredit asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini berhasil masuk dalam daftar 100 Koperasi Besar Indonesia Tahun 2025 versi Majalah Peluang.
Penghargaan tersebut diberikan dalam acara Launching Buku dan Penghargaan 100 Koperasi Besar Indonesia yang digelar di The Trans Resort, Seminyak, Bali, pada Kamis, 19 Juni 2025.
Piagam penghargaan diserahkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pada Kabinet Presiden Joko Widodo periode kedua, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, sedangkan trofi penghargaan diserahkan langsung oleh Pemimpin Redaksi Majalah Peluang, Irsyad Muchtar.
Apresiasi untuk Seluruh Elemen Koperasi
Ketua KSP Kopdit Swasti Sari, Lambert Ara Tukan, mengucapkan rasa syukur dan apresiasinya atas pencapaian ini. Ia menyebut penghargaan tersebut merupakan buah dari kerja keras seluruh elemen koperasi.
"Penghargaan ini kami persembahkan kepada seluruh pengurus, pengawas, penasihat, general manager, wakil general manager, seluruh manajemen, serta lebih dari 210 ribu anggota aktif yang telah dengan setia menjaga dan membangun koperasi ini dalam semangat sejahtera bersama," ujar Lambert.
Salah Satu dari Lima Koperasi NTT yang Berprestasi Nasional
Swasti Sari tercatat sebagai satu dari lima koperasi asal NTT yang masuk dalam daftar 100 koperasi besar nasional. Empat lainnya adalah:
1.KSP Kopdit Pintu Air
2.KSP Obor Mas
3.KSP Sangosai
4.KSP TLM
Dari sisi aset, Swasti Sari menempati posisi kedua di antara lima koperasi asal NTT tersebut, dengan total aset per Juni 2025 mencapai Rp 1,194 triliun.
Jaringan Luas, Layanan Menjangkau 6 Provinsi
Swasti Sari melayani anggota melalui jaringan yang terus berkembang: 30 cabang, 82 kantor kas dan Beroperasi di 6 provinsi, yakni:
1. Nusa Tenggara Timur
2. Bali
3. Jawa Timur (Surabaya)
4. Nusa Tenggara Barat (Mataram)
5. Kalimantan Timur (Samarinda)
6. Kepulauan Riau (Batam)
Dengan 514 karyawan dan 210.385 anggota, koperasi ini menjadi salah satu lembaga keuangan mikro terbesar di wilayah timur Indonesia.
Dikenal karena Tata Kelola, Literasi, dan Digitalisasi
Menurut Lambert, keberhasilan Swasti Sari bukan hanya diukur dari aset semata, tetapi juga tata kelola koperasi yang solid dan sistem yang transparan.
Fokus utama manajemen Swasti Sari:
1. Tata Kelola Manajemen
Koperasi menerapkan sistem pengawasan internal dan transparansi dalam pengambilan keputusan serta pelaporan keuangan secara berkala kepada anggota.
2. Pengendalian Kredit Bermasalah (NPL)
Pada akhir 2024, NPL Swasti Sari tercatat hanya 2,18 persen, jauh di bawah ambang batas nasional. Pengelolaan risiko kredit menjadi prioritas dalam menjaga kesehatan keuangan koperasi.
3. Transformasi Digital dan Inovasi Layanan
Swasti Sari terus berinovasi melalui sistem aplikasi digital yang mempermudah transaksi simpan pinjam, pembayaran, dan akses informasi anggota secara real-time.
4. Penguatan SDM dan Jejaring
Koperasi secara rutin menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan memperluas jejaring antar-lembaga serta kemitraan.
5. Literasi Keuangan
Edukasi kepada anggota mengenai manajemen keuangan pribadi, manfaat simpan pinjam, dan perlindungan risiko menjadi bagian integral dari strategi pelayanan koperasi.
Menanggapi Kritik dengan Data dan Fakta
Menjawab sejumlah komentar eksternal yang mempertanyakan kualitas koperasi, Lambert menegaskan bahwa Swasti Sari lebih memilih menjawab dengan kinerja dan data.
“Kita tidak fokus pada opini pribadi, tapi pada pertumbuhan aset, peningkatan anggota, pelayanan prima, dan kontribusi koperasi bagi kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Komitmen untuk Terus Tumbuh
Di tengah perkembangan zaman dan tantangan ekonomi, Ketua KSP Kopdit Swasti Sari menegaskan komitmennya untuk menjadi koperasi modern dan profesional, namun tetap berpijak pada nilai-nilai koperasi dan kebersamaan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa koperasi dari daerah, dari timur Indonesia, mampu menjadi pelaku utama dalam ekonomi kerakyatan nasional,” tutup Lambert.
Editor : Danny Manu