Larantuka, iNewsAlor.id – Sekretaris Komisi IV DPRD Provinsi NTT, Ana Waha Kolin, melakukan kunjungan kelembagaan pada 17 Juni 2025 ke lokasi pembangunan Jembatan Bliko yang terletak di Desa Bliko, Kecamatan Wotang Ulu Mado, Kabupaten Flores Timur. – Sekretaris Komisi IV DPRD Provinsi NTT, Ana Waha Kolin, melakukan kunjungan kelembagaan pada 17 Juni 2025 ke lokasi pembangunan Jembatan Bliko yang terletak di Desa Bliko, Kecamatan Wotang Ulu Mado, Kabupaten Flores Timur.
Dalam kunjungannya, Ana bertemu langsung dengan pihak-pihak pelaksana proyek seperti Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), kontraktor pelaksana dari PT Kurnia Mulia Mandiri, serta tim konsultan pengawasan. Ia turun langsung ke lapangan untuk memantau progres dan memastikan proyek berjalan sesuai perencanaan.
“Kami datang sebagai mitra kerja untuk memastikan pembangunan berjalan sesuai dengan rencana. Kami juga ingin mendengar langsung keluhan dan harapan masyarakat,” ujar Ana, Senin (23/06/2025) di Kantor DPRD NTT.
Proyek Diusulkan Sejak 2016, Terwujud 2025
Jembatan Bliko telah diusulkan sejak tahun 2016 karena menjadi kebutuhan mendesak masyarakat untuk membuka akses antarwilayah. Namun, usulan tersebut tidak mendapat alokasi anggaran hingga akhirnya kembali diusulkan tahun 2024, dan baru terealisasi pada 2025.
“Kami bersyukur proyek ini akhirnya bisa dibangun. Ini aspirasi masyarakat yang sudah lama diperjuangkan,” katanya.
Tender Melalui E-Katalog
Berbeda dari proses lelang umum di LPSE, tender proyek ini dilakukan melalui e-katalog versi 5, dan dimenangkan oleh PT Kurnia Mulia Mandiri. Ana menegaskan bahwa proses sudah mengikuti mekanisme pengadaan yang berlaku, termasuk pengawasan dari instansi terkait.
Proyek ini memiliki nilai anggaran sebesar Rp 18 miliar yang bersumber dari APBN, hasil ketukan dari Komisi V DPR RI. Kontrak proyek dimulai pada 12 April 2025 dan ditargetkan selesai pada Desember 2025.
“Kami berharap semua dikerjakan dengan baik. Kami ingatkan juga agar pekerjaan minor menggunakan tenaga kerja lokal. Untuk pekerjaan teknis atau ahli, bisa dari luar,” tegas Ana.
Progres Fisik Baru 5 Persen Dihitung
Ana menjelaskan bahwa progres fisik saat ini baru mencapai 5 persen, dan mengingatkan agar pelaksanaan proyek tidak dihitung dengan metode Most (Manajemen Operasional Standar Terpadu), tetapi berdasarkan fakta lapangan.
Ia juga mengklarifikasi isu terkait keterlambatan informasi publik karena tidak munculnya data tender di LPSE, yang disebabkan mekanisme e-katalog terbaru.
Masyarakat Sambut Positif
Dalam kunjungannya, Ana juga berdialog langsung dengan warga di sekitar lokasi. Masyarakat menyatakan rasa syukur dan senang dengan pembangunan jembatan ini karena akan mempercepat waktu tempuh antarwilayah, yang sebelumnya harus melalui jalur memutar dan tidak aman.
“Kami senang sekali, karena nanti bisa lebih cepat ke desa sebelah. Tidak perlu lagi lewat sungai yang berbahaya,” kata salah satu warga Bliko.
Harapan: Pekerjaan Sesuai Perencanaan
Di akhir kunjungannya, Ana Waha Kolin menegaskan bahwa DPRD sebagai mitra eksekutif akan terus melakukan fungsi pengawasan dan evaluasi agar pembangunan jembatan ini tepat mutu, tepat waktu, dan tepat sasaran.
“Kami harap media juga bisa memberitakan sesuai fakta di lapangan, agar pembangunan ini benar-benar bermanfaat untuk masyarakat,” tutupnya.
Editor : Danny Manu
Artikel Terkait