KALABAHI, iNewsAlor. id Thresher Shark Indonesia (TSI) kabupaten Alor, bersama stakeholder yang terdiri dari Cabang Dinas Kelautan Provinsi NTT Wilayah Alor, Kodim 1622/Alor, jemaat GMIT Fanating, jemaat GKI Welai, melakukan aksi pembersihan sampah plastik di kawasan pantai Kelurahan Welai hingga hingga Desa Fanating, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor.
Koordinator TSI kabupaten Alor, Florinda E. Gerimu, S.I.P mengatakan pembersihan sampah plastik ini, dilaksanakan di beberapa titik di Kelurahan Welai dan Desa Fanating.
“Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa titik pantai, di kawasan Kelurahan Welai dan Desa Fanating. Pembersihan sampah plastik ini, merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan sebelum melakukan penanaman mangrove. Hal ini dikarenakan sampah plastik menjadi faktor penghambat restorasi mangrove bisa bertumbuh dengan baik,” ujarnya Sabtu, 24 Februari 2024.
Pada kegiatan ini TSI Kabupaten Alor bersinergi dengan berbagai pihak.
“Sebelumnya kami telah berkoordinasi dengan sepuluh sekolah, jemaat Fanating, pemuda jemaat Fanating, pemuda gereja GKII Welai tentang pembersihan di kawasan pantai ini. Kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Kita harus bersinergi untuk menjaga keindahan alam serta kesehatan masyarakat terutama pesisir pantai," ungkapnya.
Sementara itu Kepala Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Wilayah Kabupaten Alor, Muhammad Saleh Goro, S. Pi, M. Pi, mengatakan Alor masuk dalam kawasan konservasi Taman Perairan Kepulauan Alor sehingga Provinsi NTT turut terlibat dalam aksi pembersihan sampah ini.
“Kami sebagai Satuan Unit Organisasi Pengelola (SUOP) Kawasan Konservasi Taman perairan Kepulauan Alor provinsi NTT, turut terlibat dalam kegiatan ini. Aksi bersih pantai ini berhubungan dengan target kami yakni konservasi mangrove,” jelasnya.
Saleh Goro juga menambahkan TSI merupakan mitra kerja Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT Wilayah Alor.
“Thresher Shark Indonesia merupakan mitra kerja kami, yang melakukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan, rehabilitasi pesisir, dan perlindungan hewan-hewan laut yang dilindungi seperti Hiu Tikus,” tambahnya.
Melalui kegiatan ini Saleh berharap ekosistem laut seperti mangrove, dan terumbu karang yang ada di pinggir pantai bisa terawat. Jika sampah tidak dibersihkan maka ekosistem pantai akan mati.
“Dalam dokumen rencana pengelolaan kawasan memerlukan kolaborasi dengan semua elemen, seperti Desa, Kelurahan, NGO, dan komponen lainnya untuk menjadikan kawasan konservasi model di tahun 2027,” tutup Saleh.
Editor : Danny Manu