get app
inews
Aa Text
Read Next : Gubernur Melki Pastikan Penanganan Banjir Bandang Nagekeo Berjalan Maksimal

Akademisi Unwira Kupang : Penyertaan Modal Bank Jatim Dinilai Belum Cukup Atasi Modal Bank NTT

Rabu, 17 September 2025 | 09:17 WIB
header img
Wily Mustari, SE.,M.Acc - Dosen FEB Unwira Kupang-Kandidat Doktor Ilmu Akuntansi Universitas Brawijaya, Malang (Foto: Istimewa)

Kupang, iNewsAlor.id – Penyertaan modal sebesar Rp100 miliar oleh Bank Jatim kepada Bank NTT yang diumumkan pada 4 September 2025 mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. 

Namun, kalangan akademisi menilai bahwa suntikan dana ini belum mampu sepenuhnya menyelesaikan persoalan permodalan yang tengah dihadapi Bank NTT.

Wily Mustari, SE., M.Acc., dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unwira Kupang sekaligus kandidat doktor Ilmu Akuntansi Universitas Brawijaya, menyampaikan pandangannya terkait perkembangan ini. 

Ia menyebut bahwa meskipun langkah ini patut diapresiasi sebagai bentuk tindak lanjut hasil RUPS Mei 2025, kondisi modal inti Bank NTT masih jauh dari memadai.

“Jika kita lihat laporan keuangan Bank NTT per Juli 2025, total ekuitas baru mencapai sekitar Rp2,65 triliun. Dengan tambahan Rp100 miliar dari Bank Jatim, maka posisi ekuitas menjadi sekitar Rp2,7 triliun". 

Artinya, masih terdapat gap sekitar Rp250 miliar dari batas minimum modal inti sebesar Rp3 triliun yang disyaratkan oleh OJK,” jelas Wily.

Ia menambahkan bahwa tenggat waktu pemenuhan modal inti sesuai regulasi OJK sebenarnya telah berakhir pada 31 Desember 2024 lalu. Namun hingga saat ini, target tersebut belum juga tercapai.

“Kondisi ini cukup kritis. Jika tidak segera dipenuhi, Bank NTT berisiko diturunkan statusnya menjadi BPR, tergantung dari hasil evaluasi regulator,” ujarnya.

Selain persoalan modal, Wily juga menyoroti aspek kepemimpinan di internal Bank NTT. Ia mengingatkan bahwa status Pelaksana Tugas (PLT) yang masih dijabat oleh Direktur Utama hingga saat ini berpotensi menghambat pengambilan kebijakan strategis.

“Dengan posisi PLT, sangat sulit untuk menargetkan langkah-langkah strategis yang diperlukan dalam situasi seperti ini. Padahal tahun ini adalah periode krusial bagi Bank NTT untuk melakukan pembenahan menyeluruh,” tegasnya.

Tak hanya itu, persoalan kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) juga menjadi sorotan. Berdasarkan laporan terakhir, NPL Bank NTT berada di angka sekitar 3,44%, atau senilai lebih dari Rp300 miliar.

“Ini angka yang cukup tinggi. Dugaan kami, tingginya NPL ini bersumber dari portofolio kredit produktif yang mengalami banyak kredit macet. Padahal core business Bank NTT selama ini lebih kuat di kredit konsumtif, yang cenderung memiliki risiko lebih rendah,” jelasnya.

Wily berharap, langkah-langkah perbaikan akan segera diambil secara serius oleh para pemegang saham, termasuk Gubernur NTT dan para kepala daerah lainnya, untuk menjaga eksistensi dan keberlangsungan Bank NTT.

“Kami berharap setelah adanya penyertaan modal ini, proses pengangkatan direksi dan komisaris definitif melalui RUPS dan penetapan OJK dapat segera rampung, agar Bank NTT memiliki kepemimpinan yang kuat dan mampu membawa perubahan signifikan,” tutupnya.

Editor : Danny Manu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut