Manggarai Timur,iNewsAlor.id - Dalam rangka memperingati HUT RI ke-79, Boni Hasudungan Siregar, Penjabat Bupati Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) memaparkan berbagai capaian dan tantangan di daerah itu.
Beberapa capaian itu diantaranya:
Pemerintah daerah Manggarai Timur telah berhasil menurunkan angka stunting, dilihat dari data E PPGBM per bulan Juli tahun 2024 angka stunting menurun menjadi 8,3%.
Capaian kedua, angka kemiskinan ekstrem di Manggarai Timur menurun secara signifikan berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dengan pencapaian tahun 2022 sebesar 9,11% menurun menjadi 5,3% di tahun 2023.
Capaian ketiga, Manggarai Timur mendapatkan alokasi anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik tahun 2024 tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), bahkan secara Nasional berada pada peringkat 10 besar dari seluruh Kabupaten/Kota Se-Indonesia.
Capaian keempat, Kabupaten Manggarai Timur juga telah berhasil meningkatkan akses listrik hingga ke pelosok. Berdasarkan data PLN di tahun 2023, besaran rasio elektrifikasi Kabupaten Manggarai Timur mencapai 83,72% yang berarti bahwa sebagian besar rumah tangga di daerah itu telah terhubung dengan jaringan listrik.
Boni Hasudungan Siregar mengaku, berbagai pencapaian tersebut, pihaknya masih menghadapi sejumlah tantangan. Kemiskinan dan kesenjangan sosial masih menjadi PR besar yang harus kita selesaikan bersama.
“Selain itu, perubahan iklim juga menuntut untuk lebih bijak dalam mengelola sumber daya alam,” ujar Boni saat memberikan pidato radio, Jumat (16/8/2024).
Kata Boni, untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, pemerintah telah merumuskan sejumlah rencana strategis untuk mengatasi tantangan ini. Salah satunya pembangunan dan
pengembangan kawasan agribisnis menjadi fokus utama, sebagaimana yang tertuang dalam Visi RPJMD Kabupaten Manggarai Timur 2025-2045 yaitu “Manggarai Timur sebagai Kawasan Agribisnis yang Maju, Sejahtera, Mandiri dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045”.
Katanya, melalui pengembangan kawasan agribisnis ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian melalui penggunaan teknologi modern, akses ke pasar yang lebih luas, dan dukungan infrastruktur yang memadai sehingga petani dapat memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dan stabil.
Jelas Boni, hal ini juga bisa membuka peluang ekonomi baru, baik dalam bentuk lapangan kerja di sektor pertanian maupun industri terkait seperti pengolahan hasil pertanian dan distribusi.
Dengan demikian, pengembangan kawasan agribisnis tidak hanya mengurangi tingkat kemiskinan, tetapi juga memperkuat perekonomian lokal secara keseluruhan.
Editor : Danny Manu
Artikel Terkait