Kupang, iNewsAlor.id - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Kupang menegaskan pentingnya arah gerakan yang berbasis pada kekuatan intelektual, kaderisasi, dan respons terhadap isu sosial melalui pendekatan creative minority. Gagasan ini disampaikan oleh Wahidin Sara, salah satu kader dan Calon Ketua IMM, dalam refleksi awal Ramadhan 1446 H.
IMM sebagai organisasi kader dan gerakan dinilai belum sepenuhnya menghadirkan keselarasan antara aktivitas gerakan dan proses kaderisasi. Menurut Wahidin, kondisi tersebut diperparah oleh lunturnya budaya kajian keilmuan, tidak konsistennya kepemimpinan dalam menjalankan konsep, serta belum kuatnya budaya literasi sebagai ruh dari ideologi IMM.
“IMM harus kembali pada akar ideologisnya dengan menguatkan basis keilmuan sebagai jalan untuk membaca realitas, merespons perubahan sosial, politik, dan teknologi,” ungkap Wahidin.
Mengutip pemikiran Charles Darwin dan Arnold J. Toynbee, Wahidin mengajak seluruh kader IMM untuk membangun kesadaran akan pentingnya creative minority—kelompok kecil dalam organisasi yang memiliki idealisme, kapasitas intelektual, dan keberanian untuk menginisiasi perubahan.
“Organisasi yang kuat hari ini bukan yang hanya punya banyak kader atau sumber daya, tapi yang mampu beradaptasi dengan perubahan dan menghasilkan pemikiran serta gerakan yang relevan,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa creative minority dalam IMM seharusnya menjalankan tiga fungsi utama, yaitu:
1. Fungsi Intelektual (Kemahasiswaan): memperkuat tradisi keilmuan dan ide-ide baru yang berbasis realitas.
2. Fungsi Kaderisasi (Keagamaan): memastikan proses kaderisasi berjalan sesuai prinsip Islam dan Sistem Perkaderan Ikatan (SPI).
3. Fungsi Gerakan (Kemasyarakatan): menghadirkan aksi nyata berbasis nilai ilmu amaliah, amal ilmiah dalam menyentuh persoalan publik.
IMM Kota Kupang, lanjut Wahidin, tidak boleh hanya sibuk dengan urusan internal, tetapi juga harus mengambil peran strategis dalam menjawab persoalan masyarakat. Karena itu, kepemimpinan IMM ke depan perlu menumbuhkan ruang aktualisasi bagi kader-kader minoritas kreatif agar mampu menghidupkan kembali semangat perubahan di tubuh organisasi.
Editor : Danny Manu
Artikel Terkait