Kupang, iNewsAlor.id – Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kristo Loko, menyatakan bahwa pihaknya menghormati keputusan Yohanes Umbu Praing yang memilih mundur dari proses seleksi Direktur Utama (Dirut) Bank NTT secara definitif. Padahal, selama menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirut, Umbu dinilai berhasil membawa perubahan besar dalam tubuh bank milik daerah tersebut.
“Sebagai mitra kerja di DPRD, kami tentu berharap beliau ikut seleksi. Namun jika beliau memilih mundur, itu adalah keputusan pribadi yang kami hormati. Mungkin ada pertimbangan yang tidak kami ketahui,” kata Kristo kepada media di Kupang, Minggu (8/6/2025).
Kristo mengapresiasi sejumlah capaian strategis selama kepemimpinan Yohanes Umbu, salah satunya keberhasilan menjalin kemitraan dengan Bank Jatim melalui skema Kelompok Usaha Bank (KUB), yang mencegah Bank NTT turun status menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
“Beliau membawa Bank NTT tetap bertahan sebagai bank umum. Kerja sama KUB dengan Bank Jatim adalah langkah strategis yang menyelamatkan dan memperkuat posisi Bank NTT,” jelasnya.
Kristo juga menyoroti peningkatan laba Bank NTT di bawah kendali Umbu Praing. Ia menilai pengelolaan manajemen yang sehat berhasil mengembalikan kepercayaan publik dan memperkuat daya saing bank daerah di tengah kompetisi perbankan nasional.
Terkait progres kerja sama dengan Bank Jatim, Kristo mengungkapkan bahwa saat ini penyertaan dana baru terealisasi sebesar Rp50 miliar. Namun, prosesnya bersifat bertahap dan akan terus berkembang hingga mencapai Rp400 miliar sebagai bagian dari skema penguatan modal dan struktur perbankan.
“Bank Jatim kini berperan sebagai pelindung Bank NTT dalam skema KUB. Kita percaya bahwa manajemen Bank NTT tetap profesional, dan kita berharap tidak ada penyimpangan selama kerja sama ini berlangsung,” tegasnya.
Kristo menambahkan bahwa langkah-langkah strategis tersebut sejalan dengan visi besar Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, yang mendorong agar Bank NTT tidak hanya eksis di wilayah NTT, tetapi juga berekspansi ke luar provinsi.
“Gubernur ingin Bank NTT hadir di sepuluh kota besar di luar NTT. Ini bukti bahwa pemerintah provinsi ingin membangun Bank NTT sebagai bank yang berdaya saing nasional, bukan hanya bank lokal,” ungkap Kristo.
Ia juga menyebut bahwa Gubernur NTT telah menekankan pentingnya peran Bank NTT dalam memperkuat sektor riil, khususnya pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pengembangan produk lokal melalui program One Village One Product (OVOP).
“Bank NTT harus menjadi saluran utama untuk memasarkan dan membiayai produk-produk unggulan dari desa-desa di seluruh NTT. Ini sejalan dengan upaya peningkatan ekonomi berbasis potensi lokal,” tambah Kristo.
Pasca mundurnya Yohanes Umbu dari proses seleksi, Kristo memastikan bahwa Charlie Paulus kini menjadi calon tunggal untuk posisi Dirut definitif Bank NTT. Ia berharap proses seleksi berjalan lancar dan menghasilkan kepemimpinan baru yang mampu menjaga kesinambungan dan transformasi bank NTT yang telah berjalan.
“Kita harus membangun keyakinan publik bahwa Bank NTT dikelola secara profesional, bersih, dan mampu bersaing dengan bank nasional maupun bank daerah lainnya di Indonesia,” pungkas Kristo Loko.
Editor : Danny Manu
Artikel Terkait