Kupang, iNewsAlor.id – Ratusan alumni Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Negeri Dili angkatan 1980 hingga 1999 dari berbagai penjuru Indonesia dan Timor Leste menggelar Reuni Akbar, Sabtu (29/6/2025) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Alumni yang hadir berasal dari Dili (Timor Leste), Ambon, Papua, Jakarta, NTB, hingga Kota Kupang. Reuni ini menjadi momen bersejarah, menyatukan kembali para sahabat lama yang pernah menimba ilmu di SMEA Negeri Dili sebelum referendum 1999 yang memisahkan Timor Timur dari Indonesia.
Mengusung tema “Cinta Almamater, Sahabat Putih Abu Jadi Saudara,” acara penuh kehangatan ini diwarnai cerita nostalgia, tangis haru, dan semangat persaudaraan lintas batas negara.
Salah satu alumni angkatan 1989, Heri Mones, mengungkapkan kenangan lucu saat sering dijewer oleh guru galak bernama Ibu Beni. Sang guru yang kini telah pensiun juga hadir dan mendapat kejutan dari para mantan muridnya.
“Saya bangga karena anak-anak saya sekarang sudah jadi orang tua, bahkan ada yang jadi guru juga seperti saya,” ujar Ibu Beni yang mengabdi sejak 1985.
Satukan yang Terpisah oleh Sejarah
Ketua Umum Alumni SMEA Negeri Dili, Ata Mesloy Marangkey, menegaskan pentingnya reuni sebagai pengikat persahabatan menjadi persaudaraan.
“Dulu kita hanya teman sebaya, tapi kini kita jadi saudara. Reuni ini bukan sekadar temu kangen, tapi panggilan hati untuk saling merangkul kembali,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Alumni Timor Leste, Ligia Hermenegildo, menyebut reuni ini menyambung kembali tali silaturahmi yang sempat renggang.
“Bukan putus, tapi kendur. Sekarang kita bisa kembali bersama dan ke depan bisa berbuat lebih untuk sosial dan ekonomi,” jelasnya.
Apresiasi dari Pemerintah
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Ambros Kodo, turut hadir dan memberikan apresiasi atas inisiatif reuni ini.
“Reuni ini penting, bukan hanya nostalgia, tapi juga ruang untuk memperkuat karakter dan jaringan antaralumni. Siapa tahu, bisa lahir gerakan sosial yang saling memberdayakan,” kata Ambros.
Lintas Generasi dan Budaya
Reuni juga dimeriahkan dengan fashion show busana etnik Timor Leste oleh para remaja, menampilkan kekayaan budaya yang terus dilestarikan lintas generasi. Hadir pula perwakilan Konsulat Timor Leste dan Waka Polres Kupang Kota sebagai tamu kehormatan.
Ketua Panitia, Isak A. Amnifu, menyebut reuni ini menjadi bukti bahwa batas negara dan perbedaan politik tak mampu memisahkan rasa persaudaraan yang lahir dari ruang kelas yang sama.
“Dulu kita terpisah karena sejarah, tapi hari ini kita dipersatukan kembali oleh kenangan dan persaudaraan,” pungkasnya.
Editor : Danny Manu
Artikel Terkait