Hunggar mengatakan, kita harus kerja keras untuk melakukan pencegahan agar NTT, teruama di Pulau Timor sebagai produsen ternak di Indonesia tetap aman. Dan hingga saat ini sapi dari NTT yang memenuhi kebutuhan protein hewani untuk Indonesia.
"Kemarin kebutuhan Idul Adha, puluhan ribu ekor sapi dari NTT kirim ke provinsi lain untuk memenuhi kebutuhan hari raya. NTT sebagai penopang ternak hewan. Kita juga kirim kambing dan sapi sampai ke Pontianak," tandas Hunggar.
Sementara itu Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Alor, C.G. Millu dalam paparan materinya mengatakan, untuk Kabupaten Alor telah dilakukan upaya pencegahan, namun sangat terbatas tenaga tekhnisnya, serta karena daerah kepulauan sehingga banyak pelabuhan rakyat yang cukup sulit untuk di kontrol atau melakukan pengawasan.
Menurut Millu, sepanjang ini kegiatan pengawasan yang dilakukan memang ditemukan adanya pasokan 2 ekor ternak sapi dari luar dari Wetar tanpa dokumen, dan oleh Gugus tugas melarang ternak tersebut turun dari kapal dan minta kepada orang yang membawa ternak itu untuk mengemgalikan ke daerah asal.
Selain itu juga, jelas Millu, gugus tugas juga dalam kegiatan pengawasan menemukan daging beku disejumlah tempat yang juga tidak memiliki dokumen, dan daging yang dimaksud telah dilakukan pemusnahan.
Berkaitan dengan upaya pencegahan itu, Kapolres Satmoko dalam ulasan materinya menjelaskan, beberapa tahun belakangan ini, negara kita dihantam bencana, mulai dari dampak perang Rusia-Ukraina, Pandemi Covid-19, kelangkaan sembako minyak goreng, kenaikan harga BBM, dan adanya wabah ASF dan PMK, ditambah dengan Isyu yang lebih ramai akan terjadi resesi ekonomi di tahun 2023.
Berhubngan dengan hal- hal tersebut, tegas Satmoko, maka bagaimana kita harus memiliki ketahanan terhadap gelombang bencana dan Isyu yang menerpa. Untuk itu terkait dengan PMK tersebut, maka harus dilakukan pencegahan secara maksimal, dan bagi Polri termasuk TNI untuk masalah PMK ini setiap harinya dilaporkan kepada Kapolri, demikian pula ke Panglima oleh TNI.
"Kita bicara zona hijau, tetapi harus ada lampu kuningnya. Pengalaman covid-19 menjadi pelajaran. Awalnya ketika terjadi gelombang covid di Jawa, di NTT masih zero. Namun 2 bulan setelah itu juga berimbas ke NTT. Ini yang patut diwaspadai. Zona hijaunya harus ada lampu kuning, hati- hati," Satmoko mengingatkan.
Editor : Danny Manu