"Terimakasih yang tak terhingga kepada bapak/ibu Pendeta GMIT lingkup Klasis Alor Tengah Utara atas terselenggaranya kegiatan ini dalam rangka memperingati Hari Raya Paskah karena tanpa bantuan dari para pendeta serta para pelayan rohani yang ada, kami tidak bisa berbuat banyak. Peran serta dari seluruh masyarakat, sangat kami harapkan demi keberlangsungan kegiatan pembinaan di Lapas. Serta terimakasih juga atas kepedulian bapak/ibu terhadap kami umat muslim, sehingga diakhir kegiatan, ada kegiatan buka puasa bersama. Inilah bentuk kepedulian dan toleransi umat beragama yang harus selalu kita pertahankan dan dengung-dengungkan," tuturnya.
lebih lanjut, Yusup menyampaikan bahwa keberhasilan pembinaan di Lapas sangat bergantung dari mental spiritual.
"Bentuk kegiatan lain yang ada, yakni kemandirian, disiplin, dan wawasan kebangsaan juga penting, tetapi yang utama dari semuanya itu adalah mental spiritual. Bagaimana kita mengenal diri kita, bagaimana dalam segala keterbatasan dan kesusahan yang ada, justru disitulah sebenarnya menjadi titik balik bagi kita agar dapat menggali diri kita ke arah yang lebih baik," jelas Yusup.
Yusup mengatakan bahwa peranan kerohanian di Lapas sangat mutlak diperlukan sebagai penopang dan dasar dari pembinaan yang lainnya karena menurutnya apapun jenis pembinaan yang diikuti oleh warga binaan, tetapi jika jiwanya belum bersih dan belum ikhlas untuk benar-benar menjadi makhluk yang beriman, tentunya pembinaan yang ada hanya sia-sia.
"Kegiatan yang dilaksanakan hari ini sebagai bentuk kepedulian sosial dari para Pendeta GMIT Klasis Alor Tengah Utara yang kami butuhkan. Hal ini merupakan wujud rasa peduli dan cinta kasih terhadap sesama warga binaan karena di samping dukungan dari keluarga dan kami pegawai, warga binaan juga membutuhkan dukungan dari para pelayan Tuhan untuk memberikan semangat, motivasi, dan kepercayaan diri kepada mereka agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depan. Mudah-mudahan pembinaan dan bimbingan yang diberikan oleh para pelayan Tuhan dapat menjadikan warga binaan menjadi pribadi yang lebih baik dan dapat kembali ke lingkungan masyarakat menjadi manusia yang berguna dan minimal menjadi pahlawan bagi anak, istri maupun keluarga," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Klasis Alor Tengah Utara, Pendeta Johanis Tri Salukhfeto menyampaikan bahwa dirinya bersama seluruh Pendeta GMIT dalam lingkup Klasis Alor Tengah Utara mengimani dan yakini bahwa pertemuan mereka bersama seluruh pegawai dan warga binaan Kristen Lapas Kelas IIB Kalabahi bukan suatu kebetulan karena menurutnya segala sesuatu yang terjadi ada nilai dan makna positif.
Editor : Danny Manu