Goro juga berharap, dengan di desainnya Wreck Diving dengan berbasis Desa, Adat dan Religi dapat terintegrasi Wisata Laut dan Darat ini, akan menjadikan *Coral Garden* pertama diperairan NTT serta membawa dampak berarti bagi masyarakat pesisir di *Kawasan Konservasi Daerah Taman Perairan Kepulauan Alor. Provinsi NTT* Pungkasnya.
Kapal Perintis Nangalala dengan ukuran 350 DWT (deadweight tonnage) dan panjang keseluruhan 43,64 meter ini sendiri, rusak sudah lebih dari 3 tahun, dan hanya terparkir di pelabuhan Dulionong, Kalabahi, Alor. Sesuai dengan desainnya, kapal Nangalala ini akan di tenggelamkan di pantai Molugara, Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut (ABAL).
Lokasi atau titik penenggelaman Kapal Nangalala inipun sudah melalui proses survey, dan kajian tentang penempatan bangkai kapal yang bisa berdampak ke terumbu karang, karena lokasi itu masuk dalam "kawasan konservasi Taman Perairan Kepulauan Alor Provinsi NTT", " dan Nama Populer Site Divenya: WD Taman Nangalala atau Nama Lokalnya Karabau Kotong ( Lokasi Titik Selam Wreck Diving Nangalala)". lanjut Goro.
Karena dalam Kawasan maka Pengelolanya tetap "UPTD Pengelola TP Kepulauan Alor - NTT", hanya nanti terintegrasi dengan pengelolaan berbasis Desa untuk masuk ke area laut, tetapi Kolaborasi one Gate system (satu Pintu Masuk) dengan Pemkab melalui TSAP Sebanjar. Ujarnya lagi
Menyangkut waktu penenggelaman Kapal, menunggu persetujuan untuk Hibahn, kemudian akan dilanjutkan Rapat teknis dengan Kementrian Perhubungan (Kemenhub), untuk proses selanjutnya. Setelah semua prosedur Hibah selesai baru bisa dibicarakan waktu penenggelamannya. Tutup Goro.
Editor : Danny Manu