Mentan Andi Amran: Bulog Wajib Beli Gabah Petani Rp. 6.500 Per Kilogram
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/10/b4164_mentan.jpg)
Jakarta, – iNewsAlor.id- Kementerian Pertanian (Kementan) meminta Perum Bulog untuk menjalankan instruksi Presiden Prabowo dalam melakukan pembelian gabah dari petani sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram. Langkah ini dilakukan untuk memastikan kesejahteraan petani serta menjaga stabilitas stok beras nasional.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa Bulog harus berkomitmen menyerap gabah sebanyak 3 juta ton dalam tiga bulan ke depan, terutama pada masa panen raya yang berlangsung pada Januari, Februari, dan Maret.
"Kita sudah sepakat sesuai perintah Bapak Presiden bahwa seluruh penggilingan dan siapa saja yang membeli gabah dari petani wajib mematuhi HPP Rp 6.500 per kilogram. Keputusan ini berlaku untuk semua pihak agar serapan selama tiga bulan ini bisa mencapai target 3 juta ton setara beras. Ini perintah langsung dari Presiden," ujar Mentan Amran, Minggu (9/2).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi gabah dari Januari hingga April 2025 diperkirakan mencapai 4 juta ton, yang sudah sesuai dengan target pemerintah. Oleh karena itu, Mentan mengajak seluruh pihak, baik pemerintah maupun swasta, untuk bekerja sama mewujudkan swasembada pangan.
"Sesuai data BPS, kita surplus dibanding tahun lalu. Januari-Maret produksi 3 juta ton atau 50 persen dari total kebutuhan. Jika ditambah April, estimasi produksi bisa mencapai lebih dari 4 juta ton," tambahnya.
Mentan juga menegaskan bahwa pelaksanaan kebijakan ini harus diawasi dengan ketat oleh berbagai pihak, termasuk Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Babinsa, dan Pimpinan Wilayah (Pinwil), agar petani benar-benar mendapatkan manfaat dari kebijakan ini.
"Jika kita bergerak bersama, swasembada pangan bisa kita capai," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama Bulog, Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya, optimis bahwa target penyerapan gabah sebanyak 3 juta ton dalam tiga bulan dapat tercapai. Hingga saat ini, Bulog telah menyerap 45 ribu ton gabah dari panen raya, dan angka tersebut terus bertambah seiring dengan serapan di berbagai daerah.
"Insyaallah dalam dua hingga tiga bulan ke depan kita bisa mencapai target 3 juta ton," kata Novi.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) yang juga merupakan Dewan Pengawas Bulog, Sudaryono, menegaskan bahwa penyerapan gabah dalam negeri menjadi prioritas utama guna menjaga ketahanan pangan nasional.
"Swasembada adalah prioritas Presiden yang harus kita penuhi. Stok nasional harus cukup, dan petani juga harus sejahtera. Oleh karena itu, Presiden telah menetapkan HPP Rp6.500 per kilogram dengan target penyerapan 3 juta ton oleh Bulog. Ini untuk menjaga harga gabah di tingkat petani agar tetap stabil dan meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP)," jelas Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan program ini tergantung pada implementasi yang konsisten di lapangan.
"Program ini sudah jelas, visi juga sudah jelas. Tinggal bagaimana pelaksanaannya di lapangan. Semua pihak harus bekerja sama agar kebijakan ini berjalan sesuai rencana," pungkasnya.
Dengan kebijakan ini, pemerintah berharap stok beras nasional tetap terjaga, petani mendapatkan harga yang layak, dan Indonesia semakin mendekati target swasembada pangan.
Editor : Danny Manu