get app
inews
Aa Text
Read Next : Swasti Sari Matangkan Strategi Bisnis Cabang Ba’a, Sasar ASN dan P3K Sebagai Anggota Baru

Di Ujung Selatan Indonesia, Swasti Sari Tanamkan Harapan Lewat Pendidikan Koperasi

Kamis, 05 Juni 2025 | 11:09 WIB
header img
Kopdit Swasti Sari Tanamkan Harapan Lewat Pendidikan Koperasi (Foto: Ist)

Rote Ndao, iNewsAlor.id – Di bawah tenda sederhana di Desa Tebole, Kecamatan Rote Selatan—titik paling selatan Indonesia—puluhan warga duduk berdesakan. Mereka bukan menanti bantuan, melainkan datang untuk belajar tentang bagaimana mengubah hidup lewat koperasi. Di sanalah Koperasi Kredit Swasti Sari menanamkan harapan, bahwa orang kecil bisa berdiri di atas kakinya sendiri.

Kegiatan pendidikan anggota ini bukan sekadar agenda rutin koperasi, tetapi bagian dari perjuangan panjang untuk membangkitkan semangat solidaritas dan kemandirian ekonomi masyarakat.

“Kami hadir bukan bawa uang, tapi bawa pengetahuan dan semangat. Karena orang kecil hanya bisa ditolong oleh orang kecil juga. Itulah koperasi,” kata Wakil General Manager Kopdit Swasti Sari, Kasmirus Kopong, penuh semangat.

Kasmirus menjelaskan, pendidikan koperasi bertujuan mengubah pola pikir anggota agar tidak terus bergantung pada bantuan pemerintah, tetapi mampu mengelola sendiri hasil keringat mereka.

“Uang yang disimpan di koperasi adalah hasil kerja keras. Kalau disimpan dan dikelola dengan benar, meski sedikit, itu cukup untuk hidup layak,” ujarnya.

Dalam materi edukasi yang disampaikan, Swasti Sari membagi masyarakat dalam empat kelompok berdasarkan cara mereka mengelola penghasilan: kelompok melarat, miskin, pas-pasan, dan mapan. 

1. Kelompok Melarat: Tidak bekerja, hidup dari utang, dan terus berutang.

2. Kelompok Miskin: Bekerja, mendapatkan uang, lalu habis untuk belanja.

3. Kelompok Pas-pasan: Bekerja, belanja seperlunya, lalu menabung jika ada sisa.

4. Kelompok Mapan: Bekerja keras, menabung lebih dulu, kemudian belanja dan mengatur pinjaman secara bijak.

“Tujuan kami bukan menjadikan anggota kaya, tapi mapan. Mapan itu hidup berkecukupan, teratur, dan mandiri secara ekonomi,” jelas Kasmirus.

Kegiatan serupa juga dilaksanakan di Kota Ba’a. Namun, suasana di Desa Tebole terasa berbeda. Rumah anggota disulap menjadi ruang belajar, tenda darurat dijadikan tempat berkumpul, dan antusiasme warga menjadi bahan bakar semangat manajemen kopdit Swasti Sari.

“Kami tidak bisa tinggal diam melihat semangat mereka. Di tempat yang jauh dari keramaian, mereka justru menunjukkan semangat belajar yang luar biasa. Itu membuat kami ikut tergerak,” tutur Kasmirus.

Kegiatan ini menjadi bagian dari gerakan literasi keuangan yang terus digalakkan Swasti Sari di berbagai pelosok NTT, termasuk di titik terluar negeri ini. Sebab bagi mereka, koperasi bukan sekadar lembaga keuangan, tetapi ruang untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan martabat hidup anggotanya.

“Kalau mereka bisa berdiri sendiri, bisa saling bantu, bisa kelola uang dengan bijak, itu artinya kita sudah menang. Bukan dalam angka, tapi dalam nilai hidup,” tutup Kasmirus.

 

Editor : Danny Manu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut