Kecelakaan Tragis dr. Abraham Taufik: Keluarga Soroti Kejanggalan dan Sopir Mobil Pajero

Kupang, iNewsAlor.id – Mantan Ketua DPRD Alor, Eny Anggrek, yang juga merupakan keluarga dari almarhum dr. Abraham Taufik, mengungkapkan duka mendalam atas meninggalnya sang dokter dalam kecelakaan tragis di Desa Eka Teta, Kabupaten Kupang, pada 16 Juni 2025.
Dalam keterangannya, Selasa (12/08/2025) Eny turut mengungkap sejumlah kejanggalan dalam penanganan kecelakaan tersebut.
Menurut Eny, dr. Abraham Taufik tewas setelah terjepit dalam mobil akibat tabrakan antara mobil yang ditumpanginya dengan sebuah kendaraan Pajero milik anggota DPRD Provinsi NTT, Obed Naitboho.
"Kami sangat berterima kasih kepada salah satu anggota TNI yang dengan sigap mengevakuasi korban ke RS Naibonat. Beliau satu-satunya yang berinisiatif membantu korban yang terjepit," ujar Eny.
Namun, di balik rasa terima kasih tersebut, Eny juga mengungkapkan kekecewaan atas sikap Obet Naitboho yang tidak sesegera membantu korban.
Kekecewaan juga diluapkan terhadap sikap Kasat Lantas Polres Kabupaten Kupang, yang tidak baik merespon pernyataan keluarga saat ditanya SP2HP.
Menurut Eny, dr. Selly – ipar dari dr. Abraham Taufik – sempat mengalami perlakuan tidak pantas saat mengonfirmasi perkembangan penanganan perkara ke Kasat Lantas.
Dalam rekaman yang kini viral di media sosial, diduga terdengar suara perwira polisi memaki dr. Selly dengan kata-kata tak pantas seperti "dokter goblok" dan "dokter bacot".
"Beliau hanya menanyakan SP2HP, tapi justru dimaki. Ini sangat tidak pantas, apalagi kepada seorang dokter yang mewakili keluarga korban".
Kami minta Kapolda NTT dan Kapolres Kupang memberikan atensi," kata Eny dengan nada kecewa.
Eny juga menyoroti kejanggalan mengenai identitas sopir Pajero yang terlibat kecelakaan. Menurut kesaksian warga di TKP, sopir yang keluar dari kendaraan sesaat setelah kejadian seorang pemuda yang kemudian melarikan diri. Namun, dalam proses hukum, justru seorang pria paruh baya yang ditetapkan sebagai tersangka.
"Masyarakat bilang yang mengemudi itu anak muda, baju merah, dan langsung lari. Tapi di media kita lihat sopirnya orang tua. Kami minta polisi menyelidiki ini lebih lanjut," tegas Eny.
Dalam pernyataannya, Eny juga mengkritik keras sikap Obed Naitboho yang dinilai tidak menunjukkan rasa empati terhadap korban. Menurut Eny, saat kejadian Obed berada dalam kondisi sehat namun tidak memberikan pertolongan sama sekali.
"dr. Abraham masih hidup saat itu, masih bisa bicara minta tolong. Tapi Pak Obed hanya main HP dan duduk di rumah warga sekitar 10 meter dari lokasi," ucap Eny.
Ia menambahkan bahwa hingga kini, keluarga besar belum menerima ucapan belasungkawa ataupun kunjungan dari Obed maupun perwakilannya. Bahkan kondisi Ibu Modesta, saksi sekaligus korban luka dalam kejadian tersebut, juga belum mendapatkan perhatian.
Eny berharap Kapolda NTT dan Kapolres Kabupaten Kupang dapat segera mengambil tindakan atas kejadian ini, terutama terkait perlakuan tidak etis dari Kasat Lantas terhadap dokter Selly, serta membuka kembali penyelidikan terkait siapa pengemudi sebenarnya dari mobil Pajero.
"Kami percaya pihak berwenang bisa bertindak adil. Ini bukan hanya soal kecelakaan, tapi soal kemanusiaan dan keadilan bagi almarhum," pungkas Eny.
Editor : Danny Manu