get app
inews
Aa Text
Read Next : Ketua DPRD Alor Minta Sekda Tertibkan Staf Yang Bekerja Tak Prosedural

Buka Pameran dan Lomba Fashion Show Tenun Songket, Wabup Alor Minta Jaga Kwalitas Tenunan

Minggu, 16 November 2025 | 13:57 WIB
header img
Wakil Bupati Alor bersama Ketua PKK Kabupaten Alor Ny. Lidya Siawan bersama pimpinanan OPD dalam satu sesi foto usai pembukaan pameran tenun songket dan lomba fashion show. (FOTO: MORISWENI/iNewsAlor.id)

KALABAHI,iNewsAlor.id - Wakil Bupati Alor Rocky Winaryo, SH, MH membuka Pameran Temporer Tenun Songket Alor dan Lomba Fashion Show Tenun Songket Alor Tingkat SMA,SMK dan sederajat Tingkat Kabupaten Alor, Sabtu (15/11/2025). Dalam sambutannya, orang nomor dua di Kabupaten Alor itu minta kepada para   penenun untuk menjaga kualitas tenun. Pasalnya, ada kualitas, ada harga. 
 
Wakil Bupati Alor Rocky Winaryo, SH, MH dalam sambutannya menyambut baik penyelenggaraan lomba fashion show dan festival tenun songket temporer. Winaryo mengaku selama menjadi anggota DPRD NTT beberapa tahun silam, ia termasuk satu diantara anggota dewan yang lebih banyak menggunakan tenun dengan berbagai motif, dari pada jas modern. 


Didampingi Kadis Kebudayaan dan Ketua Panitia Semy Kartunggu, Wabup Alor menabu moko pertanda dimulainya pameran temporer tenun songket Alor dan Lomba Fashion Show.

Para penenun harus lebih kreatif. Harus ada selalu  motif baru, motif harus berubah terus. Motif harus selalu baru  tetapi tidak meninggalkan identitas wilayah kita, pinta Wabup Winaryo. 

Di Alor demikian Winaryo, yang tenun sudah banyak, yang jahit juga banyak tetapi kurang di desainer, karena itu perlu ada pelatihan bagi orang-orang kita tentang desain di luar, sehingga tidak hanya muncul yang itu-itu saja.  Desain itu kata Winaryo sangat penting. 

Kepada para penenun Wakil Bupati Alor mengingatkan lagi, ada kualitas, ada harga. Kita tidak boleh menekan, ketika penenun membuat produk yang bagus, yang kerjanya cukup rumit tetapi kita menekan dengan harga yang murah, tawar seperti di pasar. Katakanlah ada yang bagus sehingga harganya Rp. 1 Juta setengah, kita tawar hingga Rp. 300 Ribu. Itu tidak boleh terjadi. Sekali lagi, ada kualitas, ada harga.  

Jadi, kata Winrayo, kita harus hasilkan pruduk tenun dengan kualitas yang bagus sehingga harganya juga bagus. Kualitas kalau biasa harganya juga biasa. 
Dia berharap  setiap kecamatan  punya tenun tersendiri, harus mulai dari sekarang. Pemerintah bantu, kalau belum bisa menenun kita panggil ada pelatihan. Yang mengerti desain kita buat desain. 

Editor : Danny Manu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut