Buka Pameran dan Lomba Fashion Show Tenun Songket, Wabup Alor Minta Jaga Kwalitas Tenunan
Justru ketika saya ada di Dinas Kebudayaan, saya mengetahui isi dalam Alor yang sesunguhnya terhadap sejumlah kekayaan warisan budaya Alor yang selama ini dipandang dengan mata sebelah.
Dan, sambunya, ada begitu banyak kekayaan yang belum tereksplore dengan baik dan melalui kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan anggaran yang bersumber dari pemerintah pusat dan juga dana daerah, kita dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai budaya yang cukup tinggi. Salah satunya tambah Sophia, hari ini yaitu Pameran Temporer Untuk Tenun Songket yang dilanjutkan Lomba Fashion Show.
Sophia mengemukakan alasan mengapa memilih tenun songket, yang pertama itu karena tenun songket sudah semakin jarang penenunnya di Alor dan kadang-kadang hasil tenunannya cukup tinggi harganya. Tenun songket berbeda juga dengan tenun ikat oleh karena para penenun mengekspresikan nilai seni langsung diatas tenunan.
“Saya minta terimakasih kepada para penenun dari Kolana dan Batulolong. Untuk KUI juga kami undang,” ujarnya.
Sophia berharap agar kajian untuk tenun songket ini akan berlangsung dan berlanjut terus hingga penulisan buku yang diprogramkan tahun 2025. Kita berharap bahwa dokumen-dokumen yang ada ini menjadi catatan berharga untuk generasi muda yang disebut generasi Z, yang saat ini agak sulit sekali menggunakan tenun dan mempromosikan tenunan.

Dia mengaku bersyukur hari ini bisa melakukan fashion show yang merupakan lanjutan dari beberapa tahun silam tetapi tahun ini kita fokus kepada tenun songket.
Melelalui kesempatan ini juga dilakukan penyerahan bantuan alat musik tradisional dari pemerintah daerah kepada empat sanggar budaya. Setiap tahun Dinas Kebudayaan memberikan dukungan dan perhatian kepada beberapa kelompok sanggar untuk meningkatkan kreativitas dan semangat mereka untuk melestarikan budaya berupa tarian, tenunan, pangan lokal dan rumah adat serta kegiatan-kegiatan festival.
Editor : Danny Manu