Hal itu, menurutnya, sangat membahayakan kesehatan, terutama saluran pernapasan. Dia mengimbau kepada pengguna media sosial lain agar menggunakan masker saat berada di luar demi “mengurangi risiko hirupnya partikel halus.”
“Pastikan juga menjaga kebersihan area sekitar dan sering-sering mencuci tangan setelah menyentuh permukaan berdebu. Jaga kesehatan dan tetap waspada. Salam sehat,” katanya.
Sementara Kepala Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega, Decky Irmawan mengungkapkan bahwa berdasarkan rilis Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) Darwin, salah satu dari sembilan Pusat Informasi Abu Vulkanik yang mencakup wilayah Indonesia, Papua Nugini, dan Filipina bagian selatan bahwa pada 11 November 2024 pukul 09.38 Wita teramati sebaran debu abu vulkanik gunung Lewotobi pada ketinggian hingga 12.000 kaki, bergerak ke barat dengan kecepatan 10 knot dengan intensitas tetap.
VAAC Darwin memberikan saran kepada industri penerbangan mengenai lokasi dan pergerakan abu vulkanik yang berpotensi membahayakan.
Kemudian informasi yang dihasilkan untuk Indonesia berdasarkan hasil koordinasi lembaga, di antaranya PVMBG, BMKG, dan Kementerian Perhubungan.
“Berdasarkan peta sebaran abu vulkanik yang ada, berpotensi terdapat bandara Soa, Sultan Muhammad Salahuddin, Haji Hasan Aroeboesman, Fransiskus Xaverius Seda, Frans Sales Lega, Waikabubak, dan Komodo.”
Abu vulkanik juga berdampak pada cuaca untuk penerbangan, maka bandara yang terdampak akan mengalami penutupan. Masyarakat yang akan bepergian dengan pesawat udara dapat mengalihkan mode transportasinya menggunakan kapal laut atau kapal penyeberangan.
Masyarakat diharapkan juga mempersiapkan masker untuk mencegah gangguan pernapasan akibat sebaran abu vulkanik tersebut.
Editor : Danny Manu
Artikel Terkait