Tetapi, namanya terbatas, maka pembangunan harus diprioritaskan. 6 ruas jalan yang dibangun adalah ruas jalan prioritas untuk sedikitnya membuka koneksi, tidak untuk mnyelesaikan semuanya. Yakin dan pasti, pembangunn koneksi lainnya akan menjadi prioritas baru, kelak, ketika rakyat kembali memberi mandat.
Selain disupport akses jalan, likang ketiga memiliki sektor kunci, yakni industri. Pekerjaan di sektor industri baru dimulai dengan mendorong branding hilirisasi kopi colol, dan juga tentunya, pembangunan Sentra Pisang. Jika dilihat, Sentra Pisang merupakan wajah awal komitmen hilirisasi yang dibangun. Dalam kerangka besarnya, semua sektor produksi harus dibuatkan hilirnya di Manggarai Timur, sehingga menambah nilai barang hasil bumi, berikut meningkatkan pendapatan petani.
Mengapa hilirisasi pertanian menjadi penting? Sederhananya, kita melihat maraknya produk kopi luar yang masuk Manggarai Timur. Kita bukannya defisit kopi, tetapi belum memanage produk hasil bumi secara optimal. Hasilnya, kita menjual kopi terbaik kita, kemudian membeli kopi dari luar.
Kedepannya, Manggarai Timur akan mengkonsolidasikan badan usaha, baik BUMDes maupun BUMD untuk merancang etalase produk hasil bumi Manggarai Timur.
Mengapa tidak, kita membangun Caffe Manggarai Timur di Jogja, ataupun BUMDes membuat pusat oleh-oleh di Bali dan Labuan Bajo.
Likang telu membutuhkan kerja kolektif, kerja masif, dan kerja cerdas. Likang Telu harus menjadi penyangga, menjadi sistem padu untuk menghimpun usaha pertanian Manggarai Timur. Sehingga, mimpi pembangunan ekonomi Manggarai Timur bertajuk "Likang Telu, Ekonomi Rakyat" dapat terwujud.
Editor : Danny Manu