Aneh RUPS-LB Bank NTT Hasilkan Dua Calon Dirut, Keputusan Dilempar ke OJK

Kupang, iNews.Alor.id– Proses pemilihan direktur utama Bank NTT kembali disorot tajam oleh DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur. Anggota Komisi III DPRD NTT, Yohanes Rumat, menilai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Bank NTT yang baru saja digelar, janggal dan sarat kepentingan.
“Ini aneh. RUPS seharusnya menghasilkan satu nama calon direktur utama, bukan dua. Tapi yang terjadi justru dua nama diusulkan dan dilempar ke OJK. Ini seperti melempar tanggung jawab. Bisa dibaca sebagai permainan politik terselubung,” tegas Yohanes Rumat di Kupang, Jumat (16/05/2025).
Ia menyayangkan keputusan pemegang saham yang tidak mampu secara rasional menyaring satu nama terbaik untuk diusulkan. Menurutnya, langkah tersebut menimbulkan pertanyaan besar di kalangan publik dan DPRD, termasuk dugaan adanya intervensi dari pihak luar atau titipan kepentingan politik.
“Mungkin yang maju tidak tampak berpolitik. Tapi apakah Gubernur tahu bahwa mereka adalah titipan politisi? Bisa saja ini permainan diam-diam, tapi DPRD mencium ada aroma yang tidak sehat,” lanjutnya.
Yohanes Rumat juga menyoroti pentingnya figur profesional untuk memimpin Bank NTT ke depan. Ia menyatakan bahwa perubahan mendasar di tubuh Bank NTT hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar memiliki kapasitas, integritas, serta pengalaman di dunia perbankan.
"Yang paling penting itu, orangnya profesional, memenuhi syarat dan dia punya niat merubah sistem yang selama ini sarat kepentingan,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa problem utama Bank NTT selama ini adalah adanya tarik ulur kepentingan di internal manajemen, mulai dari direksi hingga pegawai. Hal ini berdampak pada kinerja bank, termasuk munculnya kasus-kasus seperti kredit macet.
“Kredit macet itu terjadi bukan semata soal teknis, tapi karena ada permainan antara orang dalam dan luar yang berujung pada keputusan tidak profesional. Seharusnya ada penjaminan, tapi kalau tetap macet, itu tanda ketidakmampuan manajemen,” tegasnya.
Rumat meminta agar para pemilik saham, khususnya pemerintah daerah sebagai pemegang saham utama, berpikir lebih rasional dan tidak menjadikan posisi strategis di Bank NTT sebagai ajang kompromi politik.
“Kalau semua pemilik modal berpikir objektif, kita bisa hasilkan pimpinan yang benar-benar profesional. Jangan lagi bawa kepentingan politik ke ruang pengambilan keputusan bank daerah yang seharusnya murni bisnis,” pungkasnya.
Editor : Danny Manu