Lembah Colol, Negeri di Atas Awan yang Menanam Harapan Lewat Kopi

Flores, iNews.id – Di balik perbukitan hijau nan sunyi di Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, tersimpan sebuah lembah yang tidak hanya menyimpan keindahan, tetapi juga harapan. Namanya Lembah Colol, surga kecil yang kini perlahan menapaki panggung dunia lewat aroma kopi yang khas.
Di pagi hari, kabut tipis menyelimuti hamparan kebun kopi. Rerimbunan pohon dengan buah merah menyala menambah eksotisme lanskapnya. Namun di balik keindahan itu, ada kisah perjuangan petani lokal yang tak pernah lelah menjaga kualitas dan marwah kopi Flores.
Adalah Hironimus Gas, atau biasa disapa Hiro, salah satu petani kopi di Colol yang kini jadi pionir pengolahan kopi secara profesional. Ia tak lagi menjual kopi hanya dalam bentuk ceri mentah. Hiro kini mengemas kopi hasil panennya dalam bentuk green bean biji kopi hijau siap sangrai, dengan metode olahan modern: semi wash dan full wash.
“Kalau hanya jual kopi gelondongan, harganya tak seberapa. Tapi kalau diolah dengan baik, dikemas, kita bisa bersaing. Bahkan bisa ekspor,” kata Hiro, sambil menata karung-karung kopi hasil panennya.
Metode semi wash, atau giling basah, katanya, dilakukan dengan mengupas kulit buah kopi, kemudian difermentasi secara singkat, dicuci, dan dijemur bertahap. Metode ini menghasilkan kopi dengan body yang kuat dan keasaman lebih rendah. Sedangkan full wash, melalui proses pencucian penuh setelah fermentasi, menghasilkan cita rasa yang bersih, ringan, dan beraroma segar.
Varietas kopi yang ia kelola pun beragam, dari Robusta hingga Yellow Caturra, dijual dengan harga Rp 90 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram. Harga yang cukup sepadan dengan jerih payah dan kualitas yang ditawarkan.
Editor : Danny Manu