Setelah pemaparan persentase kelulusan, TSI melakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama sepuluh kepala sekolah. Dalam FGD tersebut beberapa sekolah menyampaikan beberapa hal yang menjadi perhatian pada program ini, yaitu peningkatan komunikasi guru pendamping dari pihak TSI dan pelaksanaan pembelajaran langsung di luar kelas.
Sejalan dengan aspirasi guru, Vivekananda menjelaskan pada tahun ajaran selanjutnya akan diadakan kunjungan lapangan (field trip) sebanyak satu kali. Kunjungan lapangan ini bertujuan untuk membantu para siswa mengenali secara langsung ekosistem yang sudah dipelajari di dalam kelas.
“Dengan melihat langsung ekosistem yang sudah dipelajari diharapkan para siswa lebih memahami pentingnya menjaga ekosistem laut,” ujar Vivekananda.
Acara ditutup dengan penandatanganan komitmen kepala sekolah dan guru pengajar yang disaksikan oleh Pengawas Sekolah Kabupaten Alor, Nurjannah Sang dan Petrus Berepalay.
Pada hari selanjutnya, TSI kembali mengundang guru dan kepala sekolah dari lima sekolah baru di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Alor, Jumat (13/9). Pertemuan ini bertujuan memaparkan rencana program dan menyepakati kerja sama kurikulum konservasi serta penjelasan hak dan kewajiban sekolah dalam menjalankan program ini.
Adapun, pemilihan sekolah didasarkan pada hasil pengambilan data yang telah dilakukan beberapa waktu sebelumnya, serta hasil diskusi dengan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten. Alor bersama Pengawas Sekolah.
Editor : Danny Manu
Artikel Terkait