Induk penyu di pasir pantai delaki
Sementara Haries Sukandar dari tim Yayasan WWF yang dihubungi Rabu 21/9/2021 via telpon selularnya menjelaskan. Poin penting habitat peneluran penyu
• Habitat terjaga dari predator alami (Seperti Biawak, semut, tikus) bahkan manusia, perubahan fungsi lahan/habitat juga bisa mempengaruhi penurunan peneluran
• Penyu cenderung bertelur di lokasi yang minim pencahayaan dari pemukiman
• Rata Rata penyu bertelur di waktu Malam hari
• Penyu memiliki sifat kembali ke rumah ("Strong homing insting") yang kuat, artinya Ketika dia bertelur disitu dia bisa merekam kembali tempat dia ditetaskan setelah penyu tersebut migrasi antara lokasi mencari makan (Feeding ground) dengan lokasi bertelur (tempat berkembang biak).
• Suhu pasir sarang merupakan perpaduan antara suhu lingkungan dengan suhu telur selama masa inkubasi. Suhu yang baik untuk keberhasilan yang baik selama masa inkubasi telur penyu adalah berkisar 25–33 ºC [3]. Bila suhu di dalam sarang diluar batas suhu tersebut, maka embrio tidak akan tumbuh dan mati. Jenis kelamin penyu pun berpengaruh terhadap kondisi suhu (Ewart, 1979).
Haries menambahkan, terkait modifikasi dari masyarakat untuk membantu inkubasi telur merupakan bentuk kesadaran masyarakat Delaki kami apresiasi. Karena beberapa lokasi di kawasan konservasi memiliki tempat habitat namun karena banyaknya ancaman, mereka membentuk tempat penetasan semi alami yang mana itu adalah upaya manusia.
karena sebagai mana kita ketahui penyu dilindungi Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999 segala bentuk pemanfataan atau perdagangan dilarang.
"Kita masih sering lihat banyak masyarakat yang jual telur, banyak yang bilang banyak khasiatnya, tapi kolesterol yang terkandung didalam telur penyu 20x lipat lebih besar dibanding telur ayam" tutup Haries.
Editor : Danny Manu