“Setelah terkena peluru nyasar, keponakan saya ini jatuh pingsan, dan dari mulutnya keluar busa putih,” kata Marianus di RSUD Larantuka.
Menurut Marianus, berdasarkan hasil rontgen, diketahui kedalaman hujaman proyektil karet tersebut sedalam 7 centimeter.
Pihak keluarga korban pun menduga, ada oknum kepolisian yang melepaskan tembakan pada posisi berdekatan dengan korban dan warga Lewerang (Amagarapati).
Padahal, kata Marianus, baik korban maupun warga Amagarapati sama sekali tidak bersentuhan dengan aksi tawuran itu.
Pasca kejadian hingga pagi ini situasi di Kabupaten Flores Timur, aman dan kondusif, sementara Fransiskus, korban penembakan masih di rawat di rumah sakit dr. Hendrikus Fernandez.
Editor : Danny Manu