Sementara dalam Arahan Bupati Alor Drs Amon Djobo mengatakan sebelumnya 3 hari lalu Pemerintah juga telah memberikan santunan bersama Jasa Raharja, sehingga bupati berharap santunan ini bukan kami tebus jasa tetapi ini adalah peristiwa murni yang mana kita semua tidak pernah duga ini semua akan terjadi. Kapal ini juga sendiri karena tujuannya ke Alor sudah tentu banyak penumpang asal Alor yang mengikuti pelayaran ini, sehingga ketika kejadian ini terjadi, kami juga segera bentuk Posko agar mempermudah keluarga untuk datang mengadu, sehingga Posko yang kami bentuk di Polres bersama teman teman TNI data memiliki data berkordinasi dengan provinsi mengambil langkah langkah penanganan.
Pemberian santunan secara simbolis di Aula Mapolres kepada keluarga korban cantika 77
Bupati Alor sempat mengungkapkan, kekesalannya terhadap orang Alor di luar daerah yang berkomentar di media sosial bahwa Bupati dan Pemkab Alor berpangku tangan dalam tragedi ini. Menurut Djobo, TKP (tempat kejadian perkara/peristiwa) bukan di perairan Alor, tetapi di perairan Pulau Timor, Kabupaten Kupang, sehingga sesuai SOP, upaya penyelamatan dan pencarian para korban terbakarnya KM.Express Cantika 77 itu dikendalikan oleh Pemerintah Propinsi NTT melalui instansi terkait, mulai dari BPD Propinsi NTT, Basarnas, TNI Angkatan Laut dan sebagainya. Dan sejak awal kejadi, jelas Djobo, Pemkab Alor telah mengutus pejabat, yakni Asisten III Setda Alor, Melki Beli,S.Sos.,M.Si, Sekretaris BPBD Alor, John Skalla,SH., tiga Anggota Polres Alor, serta Wakil Ketua DPRD Alor, Sulaiman Singhs,SH., dan Ketua Komisi III DPRD Alor, Dony M.Mooy,S.Pd., untuk bergabung dengan Posko di Propinsi untuk turut berkoordinasi dalam menangani para korban
“Kami pemerintah punya urusan itu menyelamatkan, mendata, melakukan pencarian, menyalurkan bantuan dan sebagainya. Maka, hari ini, di aula Polres Alor, kami serahkan bantuan dari manajemen Cantika Express untuk korban yang meninggal dunia. Kemarin saat Upacara Sumpah Pemuda, Jumad (28/10/2022), kami sudah serahkan juga santunan secara simbolis dari Ausransi Jasa Raharja, dan juga santunan dari Pemerintah Kabupaten Alor kepada para korban yang meninggal akibat kecelakaan kapal Cantika Express,”tandas Djobo.
Lebih lanjut Djobo mengatakan bahwa santunan tersebut tidak diserahkannya dalam bentuk uang tunai tetapi simbolis, karena uangnya sudah dikirim kepada rekening bank masing-masing alih waris atau keluarga korban sebanyak 13 orang.
“Karena itu saya menghimbau semua orang Alor, baik yang ada di Kabupaten Alor maupun yang berada di luar daerah, agar tidak boleh mengeluarkan pendapat yang menimbulkan kegaduhan baru. Ini kecelakaan sehingga kita jangan saling menyalahkan, karena kita masih dalam suasana duka yang cukup panjang, karena masih banyak saudara kita yang belum ditemukan,”ujar Djobo.
Menurut Djobo, Posko di Mapolres Alor diperpanjang satu minggu lagi ke depan, untuk melakukan upaya-upaya terkait pencarian para korban yang belum ditemukan.
Editor : Danny Manu